Review The Nun II (2023): Teror Valak Kembali Menghantui The Conjuring Universe

 The Nun II (2023): Sekuel Mencekam yang Mengungkap Kengerian Valak


Film The Nun II hadir sebagai lanjutan dari The Nun (2018) dan menjadi bagian penting dalam semesta horor The Conjuring Universe. Disutradarai oleh Michael Chaves, film ini kembali menyorot perjuangan Suster Irene melawan entitas iblis paling menyeramkan — Valak. Dengan latar waktu tahun 1956 dan lokasi di Prancis, film ini membawa penonton pada perjalanan yang lebih mencekam, lebih kelam, dan penuh kejutan menyeramkan

Wajah Valak dengan sorotan mata tajam dan ekspresi mengintimidasi, dalam pencahayaan gelap yang dramatis.
the-nun-2-valak-tatapan-kegelapan.webp



REVIEW TRAILLER YOUTUBE:
 THE NUN 2

Sinopsis Singkat The Nun II

Empat tahun setelah peristiwa di biara Rumania dalam film pertama, The Nun II membawa kita ke sebuah sekolah Katolik tua di Prancis. Ketika serangkaian kematian misterius terjadi, Gereja kembali memanggil Suster Irene (diperankan oleh Taissa Farmiga) untuk menyelidiki. Bersama seorang gadis muda bernama Debra (Storm Reid), Suster Irene menyadari bahwa sosok jahat Valak belum benar-benar pergi. Bahkan, kekuatannya kini semakin kuat dan menyebar ke berbagai penjuru Eropa.


BACA JUGA:Review film game-minecraft-movie


 Premis & Latar Cerita

Film ini berlangsung pada tahun 1956–57 di Prancis, di sebuah boarding school dan kota Tarascon. Valak kembali meneror lewat pembunuhan sadis (mengincar rosario dan relik suci) yang membuat Sister Irene (Taissa Farmiga) dipanggil oleh Vatikan untuk menyelidiki kasus ini bersamaan bersama Sister Debra (Storm Reid)  .

 Atmosfir & Teknik Horor

Atmosfer Gothic terasa kuat berkat set lokasi seperti gereja tua, sekolah terpencil, dan Palais des Papes  .

Visual & sinematografi oleh Tristan Nyby dan aransemen musik Marco Beltrami berhasil menciptakan nuansa kelam dan tegang  .

Jump‑scare & gore: film ini menghadirkan adegan kekerasan yang lebih eksplisit dibanding sekuel pertama  , walau banyak kritik mengatakan bahwa scare-nya jadi “terlalu mudah ditebak” karena terlalu bergantung pada jumpscare  .


 Akting & Karakter

Taissa Farmiga kembali sebagai Sister Irene, tampil lebih matang dan rasional  .

Bonnie Aarons sebagai Valak tetap mengerikan, walau tak banyak dialog  .

Jonas Bloquet (Maurice) dan Katelyn Rose Downey (Sophie) memberikan sentuhan emosional lewat dinamika ayah‑anak yang terganggu teror iblis  .

Storm Reid (Sister Debra) mendapat sorotan berbeda dari beragam blog: beberapa menilai karakternya agak datar dan kurang digali  , namun ada pula yang menghargai kehadirannya walau posisinya lebih pendukung  .

Pemeran Utama dan Penampilan Mereka

Taissa Farmiga sebagai Suster Irene

Jonas Bloquet sebagai Maurice

Storm Reid sebagai Suster Debra

Bonnie Aarons kembali sebagai Valak, sang iblis biarawati


Penampilan Taissa Farmiga patut diacungi jempol. Ia berhasil membawakan karakter Suster Irene dengan lebih matang dan emosional dibandingkan film pertama. Bonnie Aarons juga sekali lagi mencuri perhatian dengan penampilan Valak yang mengintimidasi dan membuat bulu kuduk merinding.

Sosok biarawati menyeramkan dengan mata putih dan kulit retak-retak, menciptakan nuansa horor yang kelam.
the-nun-2-valak-horor-portrait.webp


BACA JUGA:Review film venom-last-dance.


Kekuatan dan Kelemahan Film

Kelebihan:

Atmosfer horor yang gelap dan menyeramkan

Sound design yang mendukung adegan-adegan jump scare

Lore yang lebih dalam mengenai asal-usul Valak


Kekurangan:

Alur cerita yang terasa familiar bagi penonton lama

Beberapa adegan horor terkesan repetitif


Posisi The Nun II dalam The Conjuring Universe

Sebagai bagian dari The Conjuring Universe, The Nun II menambah lapisan baru dalam kisah iblis Valak dan koneksinya dengan karakter-karakter utama seperti Ed dan Lorraine Warren. Meski belum secara langsung bertemu, film ini memberi petunjuk-petunjuk penting yang mungkin akan ditindaklanjuti dalam film berikutnya.


Box Office dan Kesuksesan Global

Dirilis pada September 2023, The Nun II mencetak kesuksesan besar di box office dengan pendapatan global mencapai $269 juta. Angka ini membuktikan bahwa daya tarik film horor, khususnya yang tergabung dalam semesta The Conjuring, masih sangat tinggi di kalangan penonton dunia.

Kesimpulan: Layak Ditonton untuk Pecinta Horor

The Nun II merupakan sajian horor yang memuaskan dengan atmosfir menyeramkan, penampilan akting yang solid, dan koneksi yang kuat dengan The Conjuring Universe. Bagi penggemar horor dan penikmat kisah tentang iblis Valak, film ini wajib masuk daftar tontonan.


Biarawati berhantu dengan riasan putih pucat dan mata tajam berdiri di jendela, menciptakan atmosfer menyeramkan.
the-nun-2-valak-jendela-seram.webp





Pendapat Pribadi

Sebagai penggemar horor klasik dan kisah-kisah supranatural bergaya religius, The Nun II memberi kesan yang cukup campur aduk bagi saya. Di satu sisi, film ini berhasil menciptakan atmosfer kelam dan menegangkan, dengan latar bangunan tua bergaya gothic, musik yang mencekam, dan kehadiran Valak yang tetap menyeramkan. Visualnya ditingkatkan jauh lebih baik dari film pertamanya, terasa lebih sinematik dan dramatis.

Namun di sisi lain, saya merasa jalan ceritanya terlalu mudah ditebak. Pola jumpscare-nya seperti bisa dihitung waktunya — datang di momen yang klise dan tidak terlalu mengejutkan. Karakter-karakter baru seperti Sister Debra kurang digali secara emosional, padahal berpotensi menambah kedalaman cerita.

Yang membuat saya tetap tertarik adalah simbolisme religius dan unsur relik suci yang digunakan untuk melawan kekuatan iblis. Itu memberi lapisan spiritual yang menarik, walau belum terlalu maksimal.

Secara keseluruhan, The Nun II adalah tontonan horor yang lumayan seru jika kamu tidak berharap plot yang rumit. Saya pribadi menikmatinya sebagai hiburan horor visual — cukup mencekam, tapi belum mencapai level “ikonik” seperti film induknya The Conjuring

Penutup

“The Nun II” bukanlah revolusi horror dari Conjuring Universe, tapi ia berhasil meningkatkan atmosfer dan visual dari film pertamanya. Saya menikmati Valak yang kembali hadir dengan teror bergaya gothic–religius, meski plotnya terasa terlalu linear dan jumpscare-nya agak berlebihan.

Rekomendasi:

⭐ Cocok untuk penggemar genre horor yang mencari sensasi supranatural dengan estetika kelam.

⚠️ Kurang cocok bagi yang mencari kedalaman cerita atau misteri tak terduga.


Sekian dulu review ini — semoga bermanfaat! Jika kamu sudah nonton, penasaran sama pendapat kamu juga nih 😉

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trailer Film Horor Indonesia "Desa Mati" (2025) – Teror Mencekam di Desa Terpencil

Trailer Saviour 2 (2025) – Aksi Balas Dendam Sang Malaikat Kematian Kembali Menghantui

Review Deadpool & Wolverine (2024): Kolaborasi Brutal dan Kocak Duo Antihero Marvel