Trailer & Sinopsis A Quiet Place: Day One (2024) – Teror Dimulai dari Hari Pertama


Trailer & Sinopsis A Quiet Place: Day One (2024) – Teror Dimulai dari Hari Pertama


 A Quiet Place: Day One (2024) adalah prekuel dari franchise horor populer A Quiet Place karya John Krasinski. Film ini akan membawa penonton kembali ke hari pertama saat makhluk mengerikan dengan pendengaran super datang ke bumi, mengubah hidup manusia selamanya.


Lupita Nyong’o dan Joseph Quinn tampak ketakutan di tengah suasana kota yang kacau dalam film A Quiet Place: Day One.

poster-a-quiet-place-day-one-2024.webp




TRAILLER RESMI YOUTUBE:


Trailer & Sinopsis

Trailer A Quiet Place: Day One menampilkan momen awal invasi makhluk penyembur suara di New York City—meteor jatuh, kerusuhan panik, dan suasana mencekam saat kota besar tiba‑tiba sunyi. Lupita Nyong’o muncul sebagai "Sam", pasien kanker terminal yang menetap di hospice, dan Joseph Quinn sebagai "Eric", mahasiswa hukum yang butuh teman saat dunia runtuh. Mereka bersama Frodo si kucing penyelamat menemui kekacauan dan bertahan hidup di tengah ancaman alien berburu melalui bunyi.

Sinopsis utamanya:

Setting: Hari pertama invasi alien ke NYC, fokus pada pengalaman manusiaik dan pribadi.

Tokoh utama: Sam (Lupita Nyong’o), Eric (Joseph Quinn), Frodo si kucing, dan karakter pendukung seperti nurse Reuben (Alex Wolff) serta Henri (Djimon Hounsou).

Plot dasar: Perjalanan Sam dan Eric melintasi kota sunyi, melawan makhluk pendengar suara—Death Angels—serta ketegangan menjaga keheningan, demi selamat.


Berdasarkan Wikipedia, film ini mengambil latar tepat saat impak invasi dan berakhir dengan pertolongan dari karakter terdahulu, Henri, dan pembukaan jalan dari keluarga Abbott di sekuel utama  .



Tanggal Rilis

Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 28 Juni 2024 secara global.


Fakta Menarik

Disutradarai oleh Michael Sarnoski, yang juga dikenal lewat film Pig (2021).

Berlatar di hari pertama invasi, memperlihatkan sisi aksi dan kepanikan yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.

Ini adalah film pertama dalam seri yang tidak menampilkan karakter keluarga Abbott.



Pameran Karakter

1 .Sam (Lupita Nyong’o)

Pasien kanker terminal, berjuang dengan kematiannya saat dunia runtuh.

Karakter menyeluruh: tangguh tapi lemah, berharap, penuh ketakutan.

Penampilan Nyong’o diberi pujian: ekspresinya mendalam dan penuh nuansa, menangani tentang harapan dan kehilangan  .


2 .Eric (Joseph Quinn)

Mahasiswa Inggris yang terbuka tetapi membutuhkan seseorang.

Berevolusi saat bersama Sam, dari defense mechanism ke hubungan saling memahami.

Chemistry-nya nyata dan terasa alami  .


3 Frodo si kucing

Dipilih dari 12 kandidat, dua ekor (Schnitzel & Nico) tampil sebagai Frodo  .

Tidak diganti CGI—ini keputusan Sarnoski—untuk hasil yang lebih natural  .

Dianggap "star" sendiri oleh WSJ, menggambarkan hubungan pasien–hewan dan harapan kecil di tengah horor  .


4 Karakter Pendukung

Reuben (Alex Wolff): perawat di hospice, oleh kritikus disebut tidak terlalu dieksplorasi dalam film.

Henri (Djimon Hounsou): muncul di tempat puncak, membantu Sam & Eric mencapai keselamatan. Dialog minimal, emosi lewat gestur—tantangan nyata dalam film sunyi  .


Karakter Sam dan Eric berlari menyelamatkan diri dengan membawa kucing di jalan kota yang porak-poranda

sam-eric-berlari-a-quiet-place-day-one.webp






Proses Pembuatan Film

Sutradara & Naskah (Michael Sarnoski)

Pengganti Jeff Nichols di 2022; dipercaya oleh John Krasinski setelah karya indie “Pig” (2021)  .

Ingin menjaga indie vibe meskipun skala besar, kolaborasi terbuka dengan tim teknis  .

Fokus cerita hanya pada Sam dan Eric untuk menghindar klise rescue/militer—untuk menyuguhkan perspektif sudut kecil tapi mengena  .


 Produksi & Lokasi

Budget sekitar $67 juta, syuting Februari–April 2023 di Leavesden, London. Dibangun ulang blok-blok NYC seperti Chinatown, Upper East Side  .

Subway dibuat di Charing Cross plus efek VFX oleh Industrial Light & Magic untuk kesan realisme  .

 Desain Produksi (Simon Bowles)

Membangun ekset silent city yang penuh kerusakan dengan kontrol set, lampu, dan warna untuk tone pasca‑invasi  .

Model 3D SketchUp untuk mendalami sudut kamera bersama sutradara dan cinematografer.


Sinematografi (Pat Scola)

Menggabungkan pengalaman musik video dan film indie, mengutamakan visual yang intens dan emosional  .

Fokus pada framing yang komunikatif—sunyi itu karakter film. Visual dirancang meningkatkan rasa takut terhadap bunyi sekecil apapun  .


Musik & Suara

Musik oleh Alexis Grapsas; penekanan pada suara yang tidak dominan tapi memberi emergence ketegangan  .

Teknik suara warisan film utama: diesgetic alami tetap dipertahankan, minimal score tetap menjaga tekanan atmosfer  .


Keputusan Casting & Hewan

Nyong’o mengatasi ketakutannya terhadap kucing melalui exposure therapy; mengambil kucing rescue sesudah syuting  .

Consultant binatang: 12 minggu training untuk Frodo—tanpa CGI saat kucing harus diam dan natural di set  .


 VFX & Post-Production

VFX dari ILM, digunakan untuk efek kerusakan, makhluk, dan masukan visual alien.

Kombinasi practical vs virtual efek: set fisik + CGI mendukung seamless experience  .




Penayangan & Penerimaan

Tanggal Rilis

Premiere di Tribeca Film Festival, 26 Juni 2024; rilis global 28 Juni 2024  .

Rilis digital 30 Juli 2024, Blu‑ray 8 Oktober 2024  .

Box Office

Mendulang ±$52,2 juta domestik di opening (terbaik franchise), total global ±$261,8 juta  .

Keuntungan bersih ±$83,6 juta  .

Opening terdongkrak cuaca panas dan keragaman penonton (32% Hispanic/Latino)  .


Ulasan Kritikus

Vanity Fair memuji keseimbangan horor dan emosi serta dibandingkan efek pandemic silence  .
Decider (streaming) menyebut film “surprisingly poignant”, terutama karena Nyong’o dan Frodo memberikan harapan kecil pasca tragedi  .

The Times beri 5‑star, menyoroti kedalaman emosional dan referensi historis (9/11, Holocaust)  .



Catatan Khusus & Fakta Menarik

Aspek Fakta

Nama Sam & Frodo Terinspirasi karakter "Lord of the Rings"  
Karakter Henri Digabung dari plot Part II tapi beri sudut pandang baru 
Last meow by Frodo Konon adalah satu-satunya suara kucing di film—pelatihan super disiplin 
Teknik pembinaan kucing 12 minggu, dua kucing aktif di set, tanpa CGI 


Eric berbicara serius dengan Sam di sebuah gang kota, keduanya tampak lelah dan kotor.

percakapan-sam-eric-a-quiet-place-day-one.webp





Opini Umum & Pribadi

Opini Umum

Mayoritas kritikus memuji film ini:

Vanity Fair menyebut film ini “prequel yang berhasil”, memadukan urban chaos dan kedalaman emosional dengan baik  .

Vulture menilai setting Manhattan memberikan sensasi baru dan menegangkan.

Di agregator Rotten Tomatoes, film ini mendapat skor ±87%.


Penonton komunitas r/movies mengatakan:

> "Absolutely fantastic film. Best movie of the summer so far."  

Namun ada juga saran bahwa karakter pendukung kurang berkembang:

> "I enjoyed the main character, but the two supporting characters were pretty lackluster."  



Opini Pribadi

Film ini standout karena beberapa alasan:

Fokus karakter dan scale: Menjadikan Sam—wanita dengan harapan hidup tipis—sebagai pusat terjadi tepat di NYC, beri sensasi cemas sosial, bukan militer.

Humane small‑scale: Pencarian sepotong pizza menjadi simbol sederhana tapi penuh harapan dalam situasi apokaliptik.

Kehadiran Frodo: Si kucing bukan hanya comic relief, tapi elemen pengikat dan harapan emosional.

Teknik sunyi efektif: Di tengah kerusakan kota, sunyi terasa lebih "nyata", memberi suasana intens yang menegangkan.
Saya pribadi merasakan perpaduan kesedihan dan harapan—karakter Sam sangat relatable, membawa dinamika emosional baru dalam franchise.


Penutup

A Quiet Place: Day One berhasil me-refresh franchise dengan pendekatan yang intimate dan humanis, membenamkan penonton dalam sudut kecil namun mengena dari kehancuran global. Keputusan untuk fokus pada Sam, seorang pasien terminal, ditambah kehadiran Frodo si kucing, membawa elemen harapan dan kedekatan emosional yang langka di film horor berbujet besar.

Secara pribadi, saya melihat film ini bukan hanya thriller menegangkan, tetapi juga refleksi tentang kemanusiaan, penderitaan, dan keteguhan—meski dalam kondisi paling sunyi dan mencekam sekalipun. Setting NYC yang familiar tapi sunyi total menjadi latar yang sangat efektif untuk apresiasi kecil manusia tentang keheningan dan hidup itu sendiri.

Kalau Anda penggemar film horor atmosferik yang tidak hanya menakutkan tetapi juga menyentuh, A Quiet Place: Day One sangat layak disimak—dan siap‑siap, Frodo bisa jadi karakter favorit Anda.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trailer Film Horor Indonesia "Desa Mati" (2025) – Teror Mencekam di Desa Terpencil

Trailer Saviour 2 (2025) – Aksi Balas Dendam Sang Malaikat Kematian Kembali Menghantui

Review Deadpool & Wolverine (2024): Kolaborasi Brutal dan Kocak Duo Antihero Marvel