Review Film "Suzzanna: Malam Jumat Kliwon" (2023) – Teror Mistis yang Menghidupkan Legenda
Film "Suzzanna: Malam Jumat Kliwon" (2023) – Teror Mistis yang Menghidupkan Legenda
Simak review lengkap film horor Indonesia
"Suzzanna: Malam Jumat Kliwon" (2023). Kembalinya karakter ikonik Suzzanna membawa nuansa nostalgia, horor, dan kejutan baru.
Pembuka: Kembalinya Sang Ratu Horor
Film "Suzzanna: Malam Jumat Kliwon" (2023) menjadi salah satu tontonan horor Indonesia yang paling dinanti tahun itu. Film ini merupakan lanjutan dari upaya menghidupkan kembali sosok legendaris Suzzanna, sang ratu horor Indonesia, yang ikonik di era 80-an dan 90-an. Diproduksi oleh Soraya Intercine Films dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, film ini mencoba menghadirkan nuansa horor klasik dengan sentuhan modern.
![]() |
poster-suzzanna-malam-jumat-kliwon-2023.jpg |
Trailer Resmi di YouTube
Trailer ini memberikan gambaran awal tentang suasana mistis dan ketegangan yang ditawarkan oleh film.
👥 Pemain & Pemeran Utama:
Luna Maya sebagai Suzzanna / Siti
(Ikonik sebagai pemeran utama, meneruskan peran legendaris Suzzanna)
Achmad Megantara sebagai Surya
(Pemeran pria utama, sering tampil dalam film horor dan drama)
Tyo Pakusadewo sebagai Ki Kartoso
(Aktor senior yang selalu memberikan penampilan kuat)
Clara Bernadeth sebagai Yanti
Opie Kumis sebagai Mandor Tukiran
(Hadir sebagai elemen komedi dalam suasana horor yang tegang)
Sally Marcellina sebagai Bu Ratmi
Alex Abbad sebagai Pak Lurah
BACA JUGA:Review film horor taghut-2024
![]() |
adegan-suzzanna-serang-pria.jpg |
Sinopsis Singkat
Mengambil latar di desa terpencil yang masih kental dengan budaya mistis, film ini menceritakan Siti (diperankan oleh Luna Maya), seorang wanita yang menjadi korban pengkhianatan dan fitnah. Setelah kematiannya yang tragis, Siti bangkit menjadi arwah penasaran dan gentayangan sebagai Suzzanna—menuntut balas kepada mereka yang telah mencelakainya.
Malam Jumat Kliwon menjadi waktu keramat. Di malam itu, satu per satu tokoh yang terlibat dalam kematian Siti mulai mengalami gangguan mistis dan kematian yang mengerikan. Desa yang tadinya tenang berubah menjadi ladang teror.
Akting dan Karakter
Luna Maya kembali dipercaya memerankan tokoh Suzzanna setelah sukses di film sebelumnya, "Suzzanna: Bernapas dalam Kubur" (2018). Penampilan Luna Maya kali ini lebih matang dan menyeramkan. Ia berhasil membawakan karakter Suzzanna dengan mimik, gaya bicara, dan tawa khas yang sangat menyerupai versi aslinya.
Pemeran pendukung seperti Achmad Megantara, Tyo Pakusadewo, dan Sally Marcellina juga tampil solid, memperkuat atmosfer horor dan drama yang dibangun sepanjang film.
BACA JUGA:Review film foreclosure-2-2024
Sinematografi dan Efek Visual
Film ini menonjol dalam hal sinematografi dan tata cahaya. Nuansa malam yang gelap, kabut tebal, dan permainan kamera lambat menciptakan ketegangan yang konstan. Efek makeup juga patut diapresiasi—rupa Suzzanna sangat menyeramkan namun tetap ikonik. Sentuhan CGI digunakan secara bijak dan tidak berlebihan, menjaga nuansa horor tetap realistik.
Cerita dan Alur
Cerita film ini menggabungkan unsur balas dendam, kutukan, dan misteri. Meski beberapa bagian terasa familiar bagi penggemar horor klasik, alurnya tetap menarik. Twist pada akhir film menjadi kejutan yang menyegarkan, meski beberapa logika cerita bisa dipertanyakan.
Salah satu kekuatan film ini adalah keberhasilannya menciptakan suasana mencekam tanpa harus selalu mengandalkan jump scare. Musik latar yang menyeramkan, suara rintihan, dan tangisan Suzzanna mampu membuat bulu kuduk merinding.
![]() |
suzzanna-dan-bakso-bang-kumis.webp |
Kelebihan:
Penampilan Luna Maya yang meyakinkan.
Atmosfer horor khas film klasik Indonesia.
Tata artistik dan makeup yang kuat.
Kekurangan:
Beberapa dialog terasa klise.
Alur bisa lebih tajam dan emosional.
Opini Pribadi Penulis
Sebagai penikmat film horor klasik Indonesia, saya merasa bahwa Suzzanna: Malam Jumat Kliwon berhasil menghadirkan kembali nuansa mistis dan atmosfer menegangkan yang melekat pada film-film Suzzanna terdahulu. Meskipun alur ceritanya masih terbilang sederhana dan mudah ditebak, kekuatan utama film ini justru terletak pada kemampuannya membangkitkan rasa nostalgia lewat tokoh legendaris Suzzanna.
Luna Maya menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memerankan karakter ikonik ini—dari mimik wajah, intonasi bicara, hingga gestur tubuh yang terasa begitu familiar. Efek visual dan tata rias juga cukup mendukung suasana horor yang mencekam, meski pada beberapa bagian terasa sedikit berlebihan atau terlalu teatrikal.
Namun, saya berharap ke depannya adaptasi film Suzzanna tidak hanya mengandalkan elemen klasik, tetapi juga mampu memperkaya cerita dengan konflik psikologis yang lebih dalam atau plot twist yang tidak terduga. Dengan begitu, film horor lokal akan semakin berkembang dan bersaing di pasar internasional.
![]() |
suzzanna-mengulurkan-tangan.jpg |
Kesimpulan
"Suzzanna: Malam Jumat Kliwon" (2023) adalah film horor yang berhasil menyuguhkan kembali teror legendaris Suzzanna dengan tampilan modern. Meski tidak sepenuhnya sempurna, film ini patut ditonton bagi penggemar horor lokal maupun pecinta film bertema mistis. Ia membawa nostalgia sekaligus teror baru yang menghibur dan menegangkan.
Nilai: 7.5/10
BACA JUGA:review-john-wick-chapter-4-aksi-brutal.
Penutup
Secara keseluruhan, Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023) merupakan sajian horor klasik modern yang layak ditonton, terutama bagi para penggemar karakter Suzzanna yang legendaris. Film ini bukan hanya menghadirkan rasa takut, tetapi juga membangkitkan kenangan akan masa kejayaan horor Indonesia di era 80-90an.
Apakah kamu siap bertemu kembali dengan sosok Suzzanna yang menyeramkan di malam Jumat Kliwon? Jika iya, pastikan kamu menontonnya dengan lampu dimatikan dan suasana sunyi... karena siapa tahu, Suzzanna hadir di sampingmu.
Komentar
Posting Komentar